BANDUNG, JABAR (KC). Kewirausahaan sosial berbasis komunitas dibedah dalam sebuah lokakarya, dilaksanakan oleh British Council di Hotel Scarlet Dago, Bandung, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Diikuti kurang lebih dua puluh perwakilan lembaga dan komunitas daerah di seluruh Indonesia. Termasuk beberapa perwakilan lembaga dari Sulsel. Masing-masing Institusi Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (IPPM) Sulsel, Kelompok Tani Rumput Laut Palopo, Lembaga Maritime Nusantara ( LEMSA ) Makassar.
Lokakarya tersebut dilaksanakan sebagai upaya pengembangan kewirausahaan sosial berbasis komunitas. Dan juga sebagai ajang sharing informasi dan pengalaman mengenai kewirausahaan sosial dari beberapa kelompok dan lembaga yang selama ini telah banyak melakukan aktifitas sosial, dan memiliki dampak positif bagi komunitas.
Hari pertama di awali dengan pembukaan dan sambutan oleh Mr Hugh Moffat dari British Council. Narasumber lainnya, yaitu Mr Cliff Southcombe, salah seorang pakar kewirausahaan dari Inggris. Dalam paparan materinya, Cliff mengemukaan salah satu elemen penting untuk membangun kewirausahaan adalah bagaimana menemukan cara-cara baru yang lebih baik dan tepat sasaran.
Selain itu, para peserta juga disuguhi presentase dari tiga kelompok organisasi sosial yang cukup berhasil dalam pengembangan kewirausahaan sosial berbasis komunitas. Masing-masing Generation Indonesia dari Bandung, dengan kegiatannya yang konsens pada pengelolaan sampah. Dan Komunitas Hong dari kota yang sama, Bandung, dengan konsensnya pada pusat permainan anak. Serta dari Lembaga Masyarakat Desa Hutan ( LMDH ) dari Kota Lamongan.
Akhir kagiatan, dilanjutkan dengan diskusi kelompok mengenai contoh penyusunan logframe pada proposal yang akan di usulkan ke British Council. (Rusdi Idrus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar